FAST Ajak Kampus Fokus Optimalkan Talenta Digital

Bandung, FAST – Talenta digital menjadi hal yang penting untuk diciptakan saat ini. Seiring dengan pandemi Covid-19 yang telah menjadi “Opening Gate” untuk seluruh hal yang mungkin baru akan terpikirkan 10-20 tahun mendatang. Termasuk di dalam dunia pendidikan. Ungkap Kepala Pusdatin Kemendikbud, Muhammad Hasan Chabibie, di acara FAST (Forum Alumni Universitas Telkom) pada Sabtu (16/04).

“Saya tidak membayangkan tepat 2 tahun yang lalu saat pandemi ini datang, harus meliburkan 50 juta orang, 8 juta mahasiswa, 3,5 juta guru, dan hampir 300 ribu dosen. Kita tidak siap, tapi juga tidak mungkin untuk kembali. Maka yang dilakukan adalah Learning by Doing,” ungkap Kepala Pusdatin Kemendikbud tersebut.

Kepala Pusdatin Kemendikbud RI, Muhammad Hasan Chabibie (paling kiri) saat menyampaikan pentingnya talenta digital terutama di dunia pendidikan.

 

Saat ini, ia menambahkan bahwa semua orang sudah nyaman dengan Learning Management System. Tidak mungkin lagi memaksa orang untuk kembali menggunakan papan tulis dan overhead projector. Dunia pendidikan sudah nyaman dengan konten digital interaktif dan aplikasi edukasi yang terpersonalisasi di gawainya masing-masing.

“Meskipun saat di awal kita terbata-bata, tapi tidak ada kata lain makanya kita harus mempersiapkan sebaik mungkin talenta digital yang mumpuni untuk membangun peradaban. Maka kehadiran alumni sebagai yang sudah berpengalaman di dunia digital ini saya rasa sudah siap untuk membantu menyiapkan talenta digital ini,” tambah Muhammad Hasan.

Sejalan dengan Hasan, Mohamad Ramzy, Direktur Finance & Risk Management Telkomsel mengakui talenta digital menjadi sangat penting agar kita tidak hanya menjadi penonton tapi juga menjadi pelaku dalam pembangunan bangsa.

“Di Level korporasi, saya di Telkomsel dan teman-teman di Telkom Group juga mengakui adanya Talent War terutama untuk level kompetensi digital tertentu yang semakin sulit, karena keterbatasan suplai sumber daya manusia tersebut maka harus diisi dari luar. Saya rasa ini harus menjadi concern bagi pemerintah, akademisi, dan korporasi,” ungkap Ramzy.

Hugo Diba, CEO Kumparan, menyampaikan hal yang serupa dengan Mohamad Ramzy. Ia mengatakan bahwa kandidat dari Indonesia masih kalah dibandingkan kandidat luar negeri dalam hal soft skill.

“Saat placement test skor nya jauh lebih tinggi, tapi kalau bicara soft skill kalah jauh dari kandidat negara tetangga. misalnya Communication Skill, Leadership Skill, Project Management Skill, terus terang semuanya ketinggalan,” Hugo mengungkapkan.

Sejumlah tokoh tersebut menyampaikan pentingnya talenta digital tersebut dalam gelaran Kampus Ramadan yang bertema “Optimalisasi Talenta Digital dalam Membangun Bangsa”. Acara ini diselenggarakan di Telkom University (Tel-U) berkat inisiasi dari Forum Alumni Universitas Telkom (FAST). Presiden FAST, Sri Safitri menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat. Menurutnya semua pihak berkontribusi untuk membuat acara ini impossible menjadi possible

“Saya perlu menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang mendukung acara ini. Kita berhasil menyelenggarakannya secara hybrid. Acara ini sukses berkat solidaritas alumni Tel-U. Setidaknya ada 27 anak perusahaan Telkom Group yang mendukung acara ini baik secara moril maupun materil,” ungkap Sri Safitri. 

Kampus Ramadan tersebut diakhiri dengan pemberian santunan kepada yayasan panti asuhan yatim piatu. FAST memberikan santunan berupa uang tunai untuk 700 orang anak yatim panti asuhan,  sembako sebanyak 550 paket untuk warga di sekitar kampus Telkom University, bantuan pengembangan Masjid Syamsul Umum Tel-U sebesar Rp. 150.000.000, dan sumbangan dana endowment Telkom University sebesar Rp. 100.000.000. (HUMAS)

Admin FAST

Admin FAST

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Artikel Terkait